Rabu, 26 Desember 2012

Perluasan Masjid Nabawi

Perluasan Masjid Nabawi Korbankan Makam Sahabat Nabi

Wahyu Dwi Anggoro
Selasa, 30 Oktober 2012 17:19 wib
Perluasan Masjid Nabawi korbankan makam sahabat Nabi (Foto: AP)
Perluasan Masjid Nabawi korbankan makam sahabat Nabi (Foto: AP)
MADINAH - Rencana perluasan Masjid Nabawi di Madinah oleh Pemerintah Arab Saudi dikritisi kalangan akademisi karena dikhawatirkan akan menghancurkan situs-situs sejarah yang berada di dekat areal masjid. Perluasan ini diperkirakan akan menghancurkan dua makam sahabat Nabi Muhamad.

Pemerintah Arab Saudi merencanakan proyek perluasan yang akan menjadikan Masjid tersebut sebagai masjid terbesar di dunia dengan daya tampung hingga 1.6 juta jamaah. Proses perluasan tersebut akan dimulai pada bulan depan setelah musim haji usai.

Sebagian besar perluasan akan dilakukan di sepanjang wilayah barat dari Masjid Nabawi. Hal tersebut membuat situs-situs sejarah Islam yang berada di wilayah tersebut terancam untuk dihancurkan. Situs-situs yang terancam tersebut antara lain makam Abu Bakar, makam Umar Bin Khatab serta masjid kuno Ghamama.

Selama ini pemerintah Arab Saudi dinilai kurang memperhatikan pelestarian dari situs-situs sejarah islam yang berada di wilayah kekuasaannya. Perluasan dari Masjid dimana Nabi Muhamad dikuburkan ini, dinilai tidak harus menghancurkan situs-situs sejarah yang ada.

"Sebagian besar kalangan memahami kepentingan untuk memperluas Masjid Nabawi, namun masih ada cara yang dapat dilakukan untuk dapat memperluas Masjid tersebut tanpa harus menghancurkan situs-situs sejarah yang berada disekitarnya. Namun, pemerintah Arab Saudi lebih memilih untuk menghancurkan situs-situs itu begitu saja," ujar salah satu akademisi Dr Irfan al-Alawi, seperti dikutip oleh Independent, Selasa (30/10/2012).

Dua makam sahabat Nabi dan satu masjid yang akan menjadi korban perluasaan masjid dipastikan tidak akan dipertahankan. Bahkan Pemerintah Arab Saudi berencana untuk tidak mempertahankan ataupun memindahkan situs bersejarah bagi umat Muslim itu.

Sikap Pemerintah Saudi tersebut tidak terlepas dari paham Wahabi yang berkembang di sana. Paham Wahabi menjalankan interpretasi ajaran Islam yang non-kompromistis termasuk penolakan terhadap pemujaan terhadap tokoh-tokoh Islam. Pihak Monarki Arab Saudi sendiri menilai, diri mereka sendiri yang pantas memutuskan apa yang akan dilakukan terhadap wilayah dilahirkannya Islam ini.

Perubahan tidak hanya terjadi di Madinah saja, di Mekah banyak kalangan memprotes didirikannya kompleks Jabar Omar yang terdiri dari gedung perkantoran, apartemen, dan menara pencakar langit. Pembangunan kompleks tersebut dianggap dapat merusak kesucian dari Masjidil Haram yang tepat berada di sebelahnya.

Bahkan situs bersejarah yang berkaitan langsung dengan tempat kelahiran Nabi, kini dirubah menjadi perpustakaan. Sementara rumah dari istri pertama Nabi, Khadijah, dirubah menjadi lokasi toilet umum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar