Sabtu, 29 Desember 2012
Marak kesurupan, korban banjir lahar Merapi ritual tolak bala
Puluhan warga Dusun Gempol, Desa Jumoyo, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang yang merupakan korban banjir lahar dingin Merapi, sering mengalami kesurupan. Mencegah peristiwa itu terus berulang, seorang paranormal meminta warga melakukan ritual tolak bala dengan memotong dua ekor kambing.
Tapi kambing yang dipotong bukan sembarang kambing. Sesuai arahan si paranormal, kambing yang dipotong harus memiliki ciri berkacamata atau bulu di sekitar matanya berwarna hitam.
Usai dipotong, darah kambing kemudian ditanam ke dalam tanah yang sudah digali. Pantauan merdeka.com di lokasi, Minggu (30/12), ada empat titik di perkampungan Dusun Gempol yang dijadikan tempat ditanamnya darah kambing itu.
Sementara kepala kambing, ditanam di tengah-tengah dusun dekat dengan Musala Arohman. Selain untuk tolak bala, ritual ini juga dipercaya untuk menghindari perkampungan mereka dari terjangan banjir lahar dingin di Kali Putih , Magelang, seperti yang pernah terjadi dua tahun lalu.
Kepala Dusun (Kadus) Gempol, Desa Jumoyo, Kecamatan Salam, Magelang, Sudiyanto menjelaskan, ritual tolak bala dengan menyembelih dua kambing ini sebagai permohonan kepada Allah SWT agar mereka terbebas dari berbagai bencana.
"Sebelum banjir kemarin, pasca pengerjaan proyek jembatan Kali Putih di jalan Raya Magelang-Yogya, banyak warga yang sakit. Dalam bentuk panas, kesurupan dan meracau yang tidak-tidak. Sehingga warga mengundang paranormal. Setelah disembuhkan ternyata paranormal berikan isyarat supaya warga tidak ada gangguan dengan memberikan sesaji. Dua kambing itulah sesaji itu. Memotong kambing yang ada kacamatanya," jelas Sudiyanto yang ditemui usai ritual di Dusun Gempol.
Sudiyanto menjelaskan, kesurupan yang terjadi tidak hanya menimpa satu-dua orang, bahkan ada yang satu keluarga. Diduga mereka kerasukan arwah leluhur desa. Untuk penyembuhan, biasanya paranormal sebagai mediator meminum air yang telah didoakan dan dibawa ke kompleks makam Dusun Gempol. Setelah itu warga terbebas dari kerasukan roh.
"Air putih didoakan oleh sang paranormal dengan membaca ayat-ayat suci Alquran, terus dia berkomunikasi dengan warga yang kesurupan. Ternyata makhluk halus minta sesuatu. Paranormal bawa seperti rumput dikasihkan ke makam neneknya atau leluhurnya alhamdulillah sembuh," ujarnya.
Selain penyembelihan kambing, warga juga mengadakan selamatan, mujadah dan doa bersama agar warga selamat.
"Dusun aman dari mara bahaya terutama permohonan warga untuk kembali ke dusun bisa dikabulkan dan diperhatikan pemerintah. Dan kami jangan sampai dianaktirikan oleh pemerintah," harap Sudiyanto.
Sampai saat ini sebanyak 20 kepala keluarga (KK) atau sekitar 50 jiwa masih bertahan di dusun yang sebelumnya diterjang banjir lahar dingin itu.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar