VIVAnews - Pendiri Amazon.com Jeff Bezos membeli koran Washington Post
US$250 juta atau sekitar Rp2,5 triliun. Pembelian mengejutkan ini akan
mengakhiri dominasi keluarga Graham selama 80 tahun, dan memindahkan
kepemilikan terbitan paling berpengaruh di AS itu pada pebisnis yang
telah membuat perusahaan internetnya mengubah sistem jual beli itu.
Bezos,
yang dipuji sebagai visioner teknologi, menyebut aksinya ini usaha
keras pribadi. Dia menjamin kepada karyawan dan pembaca koran berusia
135 tahun itu bahwa dia tetap menjaga tradisi jurnalistik sembari
mendorong inovasi. Akuisisi ini seperti menandakan adanya perubahan
tantangan koran di tengah iklan dan pemirsa yang terus menurun.
Pembelian Washington Post ini seperti mengikuti tren sejumlah koran dibeli pengusaha-pengusaha kaya. Sebelumnya, Boston Globe dijual The New York Times Co
ke pemilik klub Red Sox, John W Henry, dengan harga US$70 juta.
Sementara Newsweek dibeli miliarder Sidney Harman di 2010 dan kemudian
baru saja dibeli lagi oleh International Business Times Media (IBT).
Saham
Washington Post Co pun naik lebih dari 5 persen setelah pengumuman
Bezos, ke harga $599,85 setelah beberapa jam, pencapaian tertinggi
setelah lima tahun.
Donald Graham, pimpinan dan CEO Washington
Post Co, menyatakan bahwa dia dan keponakannya, Katharine Weymouth,
membuat putusan menjual koran ini di awal tahun setelah melihat prediksi
keuangan mereka. "Untuk pertama kali di dalam kehidupan kami berbicara
satu sama lain: apakah kepemilikan ini yang terbaik untuk koran ini?
Kita dapat terus menjaganya hidup, itu bukan masalah. Masalahnya,
dapatkah kita membuatnya lebih kuat?"
Graham dan Bezos
mendiskusikan kesepakatan ini di Sun Valley, Idaho, sepanjang konferensi
media dan teknologi tahunan Allen & Co Juli lalu. Perusahaan Graham
ini sudah bicara tak lebih dari selusin pihak mengenai penjualan koran
ini, namun dia menolak menyebutkan.
"Saya menyebut sebuah harga
dan Jeff (Bezos) menyetujuinya," kata Graham, yang awalnya tak mengira
Bezos akan menjadi pembelinya.
Setelah sebuah rapat Januari lalu, teman sejak lama Graham dan juga bekas dewan direksi Washington Post, Warren Buffet, juga sudah menyebut Bezos sebagai CEO terbaik di Amerika Serikat terkait bisnis dan teknologi.
"Saya
tanya (Bezos) mengapa dia ingin membeli dan alasannya adalah yang
terbaik: dia percaya apa yang koran lakukan dan apa yang Washington
Post lakukan dan itu penting bagi negeri ini," kata Graham.
Pesan Bezos
CEO
Amazon itu lalu mengirim pesan itu langsung ke karyawan Washington Post
yang kemudian diterbitkan di situsnya. "Saya percaya pada peran penting
Post di Washington DC, dan negara kita dan nilai-nilai Post tidak akan
berubah," katanya.
"Tentu akan ada perubahan di Post dalam
beberapa tahun mendatang. Itu penting dan akan terjadi dengan atau tanpa
pemilik baru," ujarnya. "Internet mentransformasikan segala elemen di
bisnis berita: memperpendek lingkaran berita, menggerus sumber pemasukan
lama, dan menghadirkan kompetisi jenis baru."
Untuk itu, kata Bezos, "Kita akan membuat penemuan, yang artinya kita butuh untuk bereksperimen."
Bezos sendiri menyatakan, tidak akan memimpin langsung koran ini. Katharine Weymouth tetap menjadi CEO dan pemimpin umumnya.
"Tuan
Bezos telah meminta saya tetap sebagai pemimpin umum dan CEO Washington
Post. Saya merasa terhormat untuk meneruskan peran ini. Misi kita tidak
berubah. Begitu juga nilai-nilai yang menjadi dasar Post bertahan
selama beberapa dekade. Tuan Bezos berbagi prinsip yang telah menjaga
pengabdian membanggakan keluarga Graham atas organisasi berita hebat
ini," kata Weymouth dalam surat yang dipublikasikan di Washington Post ditujukan kepada pembaca mereka.
Weymouth juga menyebutkan, pembelian Bezos meliputi koran dan situs Washington Post ini sekaligus sejumlah penerbitan lain seperti koran Express, The Gazette, Southern Maryland, Fairfax County Times, El Tiempo Latino dan Greater Washington Publishing.
Sementara properti termasuk markas koran dan situs online seperti Slate
tetap di bawah Washington Post Co, bukan bagian dari kesepakatan.
Kantor Washington Post di pusat kota Washington DC dan gudang di
Terminal Robinson di Alexandria juga bukan.
Siapa Bezos
Sejak mendirikan Amazon
di tahun 1994, Bezos memang dikenal sebagai pengusaha yang berpikir
jangka panjang. Pendekatan bisnis ini jelas sangat cocok dengan misi Washington Post karena jelas dia tak memikirkan pengembalian modal segera.
"The Post
mendapatkan seorang pemilik yang sabar, penuh perhitungan dan imajinasi
yang pantas membuat jurnalisnya menyambut dengan tangan terbuka," kata
Mike Moritz, mantan jurnalis yang kini mitra di Sequoia Capital.
Bezos
yang berusia 49 tahun sebelumnya telah mendanai sejumlah proyek melalui
Bezos Expeditions termasuk mendanai laman Business Insider dan Twitter.
Bezos juga mendanai proyek pembuatan jam yang bisa berdetak sampai
10.000 tahun yang akan datang.
Meski pertama kali berinvestasi di
media cetak, Bezos dikenal sangat menghargai tulisan yang tentu tampak
dari pilihan bisnis awal Amazon yang berjualan buku. Jika umumnya pebisnis suka dengan presentasi powerpoint, Bezos memilih model makalah singkat.
Dalam sebuah wawancara dengan koran Jerman, Berliner Zeitung,
November 2012 lalu, Bezos sudah menyinggung soal "jurnalisme tidak akan
punah". "Kami menemukan orang mau membayar untuk berlangganan koran di
tablet mereka," kata Bezos. "Tablet akan menambah pengaruh di kehidupan
sehari-hari. Segera setiap rumah akan memiliki lebih dari satu tablet.
Dan tren ini akan memperkuat koran," katanya.
Di bawah Bezos, Amazon meluncurkan Kindle, sebuah tablet untuk membaca e-buku. Amazon juga merevolusi cara buku dibagikan. Perusahaan ini juga yang menjadi pionir cloud computing, sebuah tren teknologi yang membuat bisnis teknologi informasi lama menjadi ketinggalan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar