Olahraga bela diri identik dengan benturan fisik dan biasanya ditekuni oleh para pria. Karena itu ada yang menganggap perempuan kurang layak dengan olahraga beladiri yang dekat dengan kekerasan.
Lalu apakah perempuan terbatas memilih atau menekuni olahraga beladiri?
Tidak juga, karena ada beberapa seni bela diri yang memang dikhususkan bagi perempuan. Walaupun tak sedikit perempuan yang memang sengaja belajar bela diri.
Untuk kebutuhan itu, olahraga Taekwondo dan Muay Thai merupakan pilihan bagi para wanita yang tak takut dengan olahraga keras. Taekwondo tak hanya sebagai alat untuk menjaga diri, tapi juga bisa membangun otot yang kuat, terutama di bagian kaki.
Sementara Muay Thai, beladiri asal Thailand ini memang tergolong brutal dan agresif. Olahraga ini sedang naik daun dan banyak perempuan yang mempelajarinya.
Seni beladiri ini memadukan tempo cepat dan kontak fisik yang begitu menguras tenaga fisik. Namun karakter inilah yang memikat orang-orang yang menekuninya.
Selain dua olahraga keras itu, lalu ada Women's Self Defense (WSD). WSD, sesuai namanya, memang untuk perempuan. Bukan hanya sebatas teknik atau jurus beladiri, peserta juga diajarkan untuk berolahraga agar memiliki stamina dan pikiran yang baik.
Lalu apakah perempuan terbatas memilih atau menekuni olahraga beladiri?
Tidak juga, karena ada beberapa seni bela diri yang memang dikhususkan bagi perempuan. Walaupun tak sedikit perempuan yang memang sengaja belajar bela diri.
Untuk kebutuhan itu, olahraga Taekwondo dan Muay Thai merupakan pilihan bagi para wanita yang tak takut dengan olahraga keras. Taekwondo tak hanya sebagai alat untuk menjaga diri, tapi juga bisa membangun otot yang kuat, terutama di bagian kaki.
Sementara Muay Thai, beladiri asal Thailand ini memang tergolong brutal dan agresif. Olahraga ini sedang naik daun dan banyak perempuan yang mempelajarinya.
Seni beladiri ini memadukan tempo cepat dan kontak fisik yang begitu menguras tenaga fisik. Namun karakter inilah yang memikat orang-orang yang menekuninya.
Selain dua olahraga keras itu, lalu ada Women's Self Defense (WSD). WSD, sesuai namanya, memang untuk perempuan. Bukan hanya sebatas teknik atau jurus beladiri, peserta juga diajarkan untuk berolahraga agar memiliki stamina dan pikiran yang baik.
WSD juga mengasah kemampuan naluri perempuan dalam mencium kejahatan yang mendekatinya. Modal utama dari WSD adalah otak. Jadi perempuan dilatih untuk dapat berpikir jernih meski dalam keadaan terdesak.
Jenis WSD ada bermacam-macam. Salah satunya Kushin Ryu (WSDK). Program pelatihan beladiri praktis WSDK dikemas agar para perempuan dari berbagai strata usia bisa menerima pelatihan dengan sangat mudah.
Teknik yang diberikan adalah teknik-teknik yang sangat mudah namun mematikan. Dirancang khusus agar perempuan dalam upaya memberi daya kejut kepada para pelaku, sehingga mampu menghindari kondisi yang lebih buruk.
"Jadi WSDK ingin memberikan pengetahuan terhadap perempuan seluas-luasnya mengenai bela diri praktis sebagai benteng pertahanan diri,” kata Eko Hendrawan, salah satu instruktur olahraga WSDK.
Kemudian masih ada Kempo yang juga layak digeluti perempuan. Seni bela diri asal dari Jepang ini lebih menekankan pada gerakan halus. Awalnya Kempo merupakan seni beladiri yang dipelajari oleh para Biksu, karena erat dengan kepercayaan Budha. Maka para pengguna Kempo tidak dianjurkan untuk menyerang terlebih dulu. Prinsip ‘bertahan’ dan ‘bela diri’ sangat dipegang oleh olahraga yang banyak dipertandingkan di tingkat nasional dan internasional ini.
Lalu satu lagi beladiri asal Jepang, Aikido. Aikido juga merupakan bela diri yang terlihat nyaris tanpa kekerasan.
Dalam Aikido nyaris tidak diajarkan menyerang lawan dengan kekerasan. Yang ada hanyalah bertahan dengan memanfaatkan energi lawan untuk melemahkan mereka. Beladiri ini cocok untuk perempuan yang tidak menyukai kekerasan dan hanya ingin menyelamatkan diri dari serangan lawan. Pertahanannya dengan cara mengunci dan melempar lawan melalui energi yang dikeluarkan oleh si penyerang.
Olahraga yang mirip dengan Aikido adalah pencak silat. Beladiri ini melatih kemampuan mengelak serta memanfaatkan kekuatan lawan untuk melumpuhkan. Gerakannya pun tidak keras, dalam arti pemanfaatan fisik yang berlebihan atau adu kontak fisik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar