Xi Jinping, Pemimpin Baru Cina
TEMPO.CO, Beijing -
Xi Jinping, 59 tahun, terpilih sebagai Ketua Partai Komunis Cina
sekaligus Presiden Cina menggantikan pendahulunya, Hu Jintao, melalui
kongres partai yang berlangsung pekan lalu.
Lelaki yang
sebelumnya menjabat sebagai wakil presiden ini dibesarkan di lingkungan
partai sejak belia. Ia hampir tak pernah memperlihatkan diri di depan
publik, termasuk saat kongres berlangsung."Kami tak tidak tahu apakah dia pernah berpikir soal ekonomi global atau pemanasan global. Bahkan rakyat Cina justru lebih mengenal istrinya, seorang penyanyi, daripada dia," kata seorang pengamat, Mao Yushi, blakblakan.
Transformasi kepemimpinan di Cina selalu menimbulkan ketegangan dan ketidakpastian. Cina, saat ini, merupakan negeri yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi nomor dua di dunia dan menjadi negara adidaya. Kepemimpinan baru di Cina mendapatkan perhatian lebih dari masyarakat dunia.
Xi, generasi pemimpin Cina kelima, dihadapkan pada tantangan besar dalam menghadapi masalah ekonomi atau reformasi di negaranya. "Saya rasa perkembangan ekonomi di Cina bakal sulit di bawah kepemimpinan dia," kata Mao lagi.
"Rakyat tidak memiliki hak mengecek penyalahgunaan kekuasaan pemerintah. Bahkan soal informasi tak pernah transparan. Kami pun kesulitan mengetahui lingkaran dalam kepemimpinan di Cina," dia memaparkan.
Pada masa pemerintahan Hu, pertumbuhan ekonomi Cina rata-rata mencapai 10 persen per tahun dan berhasil mengurangi jutaan rakyat miskin. Namun pertumbuhan ekonomi yang dahsyat itu meninggalkan persoalan lain.
Persoalan itu, antara lain, peran pemerintah dalam memegang ekonomi negara sangat kuat, termasuk kendali terhadap perusahaan milik negara. Bank Dunia menyarankan agar pemerintah seharusnya menyerahkan mekanisme ekonomi kepada swasta.
Di Cina juga terjadi jurang pemisah antara kaum kaya dan papa. Negeri ini melahirkan jutaan orang kaya yang berpenghasilan miliaran. Namun, di bagian lain, 150 juta rakyat Cina hidup dengan penghasilan US$ 1 per hari.
Sejumlah pengamat mengatakan, Xi memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda dengan Hu. Dia lebih muda dan sangat paham mengenai Barat. Modal utama dia, antara lain, menjadi putra mahkota pejabat tinggi sehingga membuatnya tampak lebih kalem dan percaya diri.
Sun Zhe, staf pengajar dari Universitas Tsinghua, pernah bertemu dengan Xi. Dia mengatakan, Xi adalah seorang pemimpin alami yang memiliki karisma dan sanggup mendominasi ruangan yang penuh orang. "Xi akan menjadi seseorang yang berkepribadian berbeda. Beliau seorang kawan yang sangat menyenangkan," kata Sun.
Komentar lain datang dari Li Fan, seorang aktivis hak asasi manusia. Menurut dia, generasi baru Xi akan mencoba dan bertindak berbeda demi memenangkan dukungan rakyat. "Masyarakat mungkin mengatakan "ya", pemerintah ini baik. Tapi ada prasyarat bahwa para pemimpin baru akan memberikan ini (kebebasan) untuk menghindari tuntutan demokrasi," katanya.
BBC | CHOIRUL
Tidak ada komentar:
Posting Komentar